Jumat, 10 Juni 2016

Pemikiran Eksistensialisme Jean Paul Sartre



Pemikiran Eksistensialisme Jean Paul Sartre

Eksistensialisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa eksistensi bukanlah obyek dari berfikir abstrak atau pengalaman kognitif (akal pikiran), tetapi merupakan eksistensi atau pengalaman langsung, bersifat pribadi dan dalam batin individu. Jelasnya mendahului esensi.

1.       Eksistensi merupakan label khusus yang hanya dikenakan kepada manusia. Dengan cara keluar dari diri, maka manusia menemukan dirinya. Manusia bukan obyek dan tidak sekedar Ada dan meng”Ada”, manusia selalu keluar, muncul dari tidak sadar menjadi sadar.

2.         Beberapa ide pokok dari aliran ini dalam mempertahankan kedudukan manusia:

 

a.                   Pemikiran hendaknya bertitik tolak dan mempertahankan antithesis antara subyek dan obyek. Manusia sebagai subyek tidak menjadi obyek pemikiran. Manusia menjadi sebagai subyek tidak dapat menjadi obyek penyeledikan dan manipulasi praktis, seperti yang dibuat oleh kaum rasionalis. Kaum eksistensi menolak pula pandangan ilmiah tentang manusia yang dijadikan titik personal.

b.                  Kebebasan berarti manusia tidak menjadi sebagai obyek yang dibentuk di bawah pengaruh keniscayaan alam dan sosial. Manusia membentuk dirinya dengan tindakan dan perbuatanya. Seorang manusia bebas mengambil tanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, dan tidak membenarkan diri berdasarkan hal-hal sekitarnya. Karena itu, manusia bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi dalam sejarah.





Sabtu, 26 Maret 2016

RENE DESCRATES


RENE DESCARTES


Aliran filsafat yang berasal dari Descartes biasanya di sebut rasionalisme. Dalam memahami aliran ini, kita harus memperhatikan dua masalah utama yang keduanya diwarisi dari Descartes. Pertama masalah subtandi, kedua masalah hubungan antara jiwa dan tubuh.
Pemikiran filsafat Descartes berujung pada kelahiran rasionalisme ini yang cenderung mengabaikan tuhan dan agama, maka perjalanan pemikiran filsafati al-Ghazali sama sekali berbeda dengan Descartes. Al-ghazali sampai pada keyakinan yang kuat akan adanya Tuhan dengan melalui jalan tasawuf yang berpuncak pada ma’rifat, yakni pengetahuan intuitif.[4]
Untuk menyelesaikan kedua masalah tersebut memerlukan sebuah metode. Dan Descartes sudah mendapatkan metodenya yaitu “dengan menyangsingkan segala-galanya, dan keragu-raguan(skeptisisme) ini harus meliputi seluruh pengetahuan yang kita miliki, termasuk juga kebenaran-kebenaran yang sampai kini kita anggap pasti(misalnya bahwa ada suatu dunia material; bahwa saya mempunyai tubuh; bahwa Allah ada)“.
A.    SUBTANSI
Descartes kemudian kembali berfikir adakah suatu benda yang tidak dapat di ragukan keberadaannya? Ia mengajukan yiga hal, yaitu gerak, jumlah, dan besaran (matematika(ilmu pasti)). Akan tetapi ia kembali ragu, karena ia kadang-kadang salah ketika menghitung. Dengan demikian, ilmu pasti pun ia ragukan, ia mengambil kesimpulan bahwa ia ragu karena ia berfikir.[5] Kemudian ia mengungkapkan “aku yang sedang ragu-ragu menandakan aku sedang berfikir dan karna aku berfikir, maka aku ada(cogito ergo sum).
Cogito ergo sum dianggap sebagai fase yang paling penting dalam filsafat Descartes. Aku yang sedang berfikir adalah suatu substansi yang seluruh tabiat dan hakikatnya terdiri dari pikiran, dan untuk berada tidak memerlukan suatu tempat atau sesuatau yang bersifat bendawi. Descartes berpendapat bahwa dalam diri saya terutama dapat ditemukan tiga ide bawaa. Ketiga ide sudah ada pada diri saya sejak saya lahir yaitu pemikiran, Allah dan keluasan.
Substansi jiwa dan materi
Descartes menyimpulkan bahwa selain dari Allah ada dua Substansi ,pertama, jiwa yang hakikatnya adalah pemikiran. Kedua materi yang hakikatnya adalah keluasan.[6]
            Descartes memandang manusia sebagai makhluk dualitas. Manusia terdiri dua substansi: jiwa dan tubuh .jiwa adalah pemikiran dan tubuh adalah keluasaan.
B.     Pertarungan Jiwa Dan Tubuh
Rene Descartes adalah seorang filsuf yang mempunyai obsesi menjawab semua pertanyaan tentang bagaimana ilmu-ilmu non-matematika bisa memiliki kepastian yang sama dengan hasil-hasil yang diraih oleh geometri analisis. Dalam hal pertarungan antara jiwa dan tubuh dan jawaban Descartes adalah : “dengan menerapkan cara berpikir geometris pada seluruh bidang pengetahuan ,tanpa kecuali “ .[7]
Rene Descartes seorang yang mengadakan pembalikan atas struktur yang di buat oleh Aristoteles dan  para pengikutnya, yaitu fungsi jiwa dipandang sebagai faktor utama yang bisa menjelaskan seluruh fenomena kehidupan. Ia juga dengan jelas menolak gagasan Aristoteles tenang jiwa atau pikiran sebagai suatu yang menggerakan raga.[8] Akan tetapi dikemudian hari terbukti fungsi jiwa tersebut tidak bisa menjelaskan dirinya sendiri berdasarkan unit-unit yang lebih besar. Organisme-organisme hidup misalnya, dipercaya mampu bereproduksi, bergerak dan berfikir karena mereka memiliki jiwa-jiwa vegetative, hewani dan rasional. Namun analisis mereka tidak beranjak lebih jauh dari itu.[9]
Pada prinsipnya, Descartes ingin menunjukan kepada kita jalan menuju kepastian . Jalan itu melalui keraguan-keraguan, yakni meragukan segala hal, dan kemudian mengambil sebagai aksioma apapun yang terbukti tidak dapat di ragukan lagi. [10]
Dalam bukunya Diskurus tentang metode karya Descartes menggambarkan awal usaha filosofisnya untuk meragukan semua hal secara sistematis. Pertama-tama Descartes berasumsi bahwa segala-galanya bisa diragukan, termasuk kesan-kesan indrawi yan sangat jelas dan terpilah-pilah, serta sifat dasar dunia fisis yang dulu dianggap sudah jelas dan pasti.[11]
Descartes berkeyakinan bahwa Descartes dapat menerima keberadaan dirinya yang sedang befikir dengan aman sebagai prinsip pertama dari filsafat. Dengan demkian tindakan meragukan tersebut justru memberikan bukti adanya kepastian yang diinginkan oleh Descartes.[12]
Jiwa, kata Descartes tidak pernah tampak secara langsung dalam kesadaran kita, seperti halnya pengalaman indrawi. Descartes pun dinamakan dualis karena pembedaan yang tajam antara dua subtansi jiwa dan tubuh. Descartes mengatakan banyak gejala penting yang bukan merupakan hasil dari tubuh atau jiwa semata-mata, melainkan hasil dari banyak bentuk interaksi yang berbeda di antara kedua subtansi tersebut. itulah sebabnya system filsafatnya sering disebut dualism interaktif.[13]
Dimana tempat yang paling pas untuk interaksi tubuh dan jiwa?
Descartes beranggapan antara jiwa dan tubuh pastilah ada konflik. Konflik - konflik demikian tidak pernah terjadi dalam jiwa itu sendiri. Melainkan selalu terjadi antara jiwa terhadap tubuh. Bagi Descartes jiwa adalah terpadu, rasional, dan konsisten tetepi juga terbatas kekuatannya dalam menghadapi tubuh, yang seringkali sukar dikendalikan. Kalau jiwa memutuskan menentang tubuh, maka pertarungan akan berlangsung di dalam kelenjar peneal. Dimana tidak ada satu pihak pun yang di untungkan.[14]
Dengan demikian persaingan atau pertarungan antara tubuh dan jiwa tidak lain adalah esensi dari kondisi manusia yang sebernanya. Metode-metode yang dikemukakan merupakan langkah awal lahirnya pemikiran  modern. Descartes hadir untuk menanamkan dasar filsafat yang baru,yaitu akal. Ia mengungkapkan metodenya yang terkenal tentang keraguan(Cartesian doubt) atau yang lebih di kenala dengan cagito Descartes.
Akal yang ia gunakan untuk dasar filsafat, ia jadikan sebagai titik acuan awal pemikirannya yang di tuangkan dalam karya-karya besarnya yaitu Rules For The Direction Of The Under Standing pada tahun 1620 dan 1701, Le Monde tahun 1634,Descouvse On Method tahun 1637, Meditation On Jiust Philoshofy tahun 1641 dan Principles Of Pholoshopy tahun 1644.[15]
Tahap-tahap pemikiran Descartes untuk mencari kebenaran sejati melalui dengan langkah-langkah yang polos dan jernih. Kemudian, ia meneliti sejumlah besar pendapat yang keliru (menurutnya), yang umumnya sudah di sepakati orang. Ia meragukan apa saja. Meragukan  kepercayaan, meragukan pendapat yang sudah berlaku dan lain-lain. Ia berfikir setiap benda yang ia tahu memalui panca indranya adalah benar-benar di ragukan keberadaannya. Bahkan ia meragukan apakah tangan dan tubuh itu adalah miliknya.[16]
Menurut Descartes ada 4 keadaan yaitu (mimpi, halusinasi, ilusi ,roh halus) juga dalam jaga ada sesuatu yang muncul. Yang selalu muncul adalah gerak, jumlah dan volume. Kemudian dia juga ragu, yang ketiga macam itu adalah matematika. Dan matematika dapat salah.
Descartes mencontohkan keadaannya sedang duduk dan berpakain rapi, ia meragukan keadaan tersebut karena ia pernah mengalaminya ketika bermimpi. Prinsipnya, Descartes berpendapat bahwa tidak ada perbadaan yang jelas antara sadar (keadaan ) dan sedang bermimpi. Argumennya tentang eksistensi Tuhan di mulai dengan kesadaran akan dirinya sendiri sebagai yang ada, yang keraguan tidak sempurna, tetapi mampu membuat gagasan tentang Tuhan sebagai wujud yang sempurna. Gagasan sempurna ini, menurutnya hanya dapat berasal dari wujud yang sempurna. Oleh karna itu Tuhan pasti ada sebagai sumbernya.
Filsafat menurut Rene descartes adalah kumpulan semua pengetahuan dimana Tuhan,alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan.[17]
Descartes percaya kebenaran dapat di cari berdasarkan penalaran proposi-proposi (pernyataan-pernyataan) yang terlepas dari pengalaman indrawi sebagaimana  di praktikan dalam matematika. Semuanya di peroleh dengan menggunakan akal pikiran . Pikiran seperti ini tidak mengherankan dari seorang descartes, sebab pada mulanya ialah seorang matikawan.[18]










All New Mazda MX-5 Ramaikan BIMS 2016


All New Mazda MX-5 Siap Goda Pengunjung BIMS 2016 – Selain Chevrolet, Mazda juga menjadi salah satu produsen mobil yang menampilkan daya tarik tersendiri di BIMS 2016 di Thailand. Roadster ikonik Mazda tersebut melantai di kawasan Asia Tenggara melalui pameran automotif yang akan digelar di negeri Gajah Putih itu.
all-new-mazda-mx5-siap-goda-pengunjung-bims-2016
Sebelum mengaspal di pasar Tanah Air, terlebih dahulu produk terbaru Mazda ini akan dipertontonkan di pameran tanggal 3 April 2016 mendatang di Impact Muang Thong Thani, Thailand. Sedan mewah dengan kapasitas dua orang penumpang itu terlihat merah gagah akan siap menggoda pengunjung pameran.
Mobil dengan kelir merah menyala yang berdampingan degan beberapa produk model lainnya ini memiliki tempat paling spesial di boot Mazda. Mazda MX-5 ini ditempatkan di bagian yang tak biasa, karena kendaraan asal Jepang ini menjadi ikonik dari pabrikan. Selain itu, roadster generasi keempat ini juga menjadi salah satu mobil legendaris yang pernah ada sehingga mendapat perlakuan yang spesial.
Untuk tampilan yang dibawanya tetap sama dengan yang dipamerkan dan dipasarkan di negara lainnya. Mengusung desain sporty tak kalah penting untuk menunjang penampilannya agar terlihat lebih mewah. Sementara pada jantung pacunya, Mazda MX-5 telah mengusung mesin Skyactiv, seperti yang dibawa pada Mazda6, CX-5, Biante, Mazda2 dan CX-3.
Untuk pasar Indonesia, sebelumnya PT Mazda Motor Indonesia (MMI) telah mengungkapkan bahwa banyak konsumen yang merasa tertarik dengan kendaraan terbaru asal negeri Sakura yang disebut dengan nama All New Mazda MX-5. Namun memang, MMI hingga saat ini masih belum memastikan kapan produk tersebut akan mengaspal di pasar Tanah Air dan menjawab seluruh rasa penasaran masyarakat.
Terkait hal ini, Senior Marketing Manager PT MMI, Astrid Ariani mengatakan bahwa pihak MMI juga harus benar-benar melihat dan mempelajari seperti apa Mazda MX-5 ini. Pasalnya, perusahaan tetap ingin memberikan kendaraan yang terbaik bagi konsumennya di Indonesia.
Untuk harganya, Mazda juga belum merilis berapa banderol Mazda MX-5 di Thailand, jadi kemungkinan besar harga baru akan rilis saat pelaksanaan pemran tanggal 3 April 2016 mendatang. Baca juga Chevrolet Trailblazer Facelift Premier Pertama di Dunia Meluncur di Thailand dan Edisi Khusus Sambut 50 Tahun Toyota Corolla